Now, Count Up Your Sins
SPACE IS AWESOMEEE....
Jumat, 03 Mei 2013
Pengertian balok tulangan rangkap
Yang dimaksud dengan balok tulangan rangkap ialah balok beton yang diberi tulangan pada penampang beton daerah tarik dan daerah tekan. Dengan dipasangnya tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok lebih kuat dalam hal menerima beban yang berupa momen lentur.
Pada praktik di lapangan, (hampir) semua balok selalu dipasang tulangan rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada (jarang sekali dijumpai). Meskipun penampang beton pada balok dapat dihitung dengan tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi pada kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan dipasang pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan.
Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat kedudukan begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak yang disebut binddraad), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan beton.
PERENCANAAN BALOK TULANGAN RANGKAP
1.Pemasangan tulangan balok
Tulangan longitudinal tarik maupun tekan pada balok dipasang dengan arah sejajar sumbu balok. Biasanya tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada tulangan tekan, kecuali pada balok yang menahan momen lentur kecil. Untuk balok yang menahan momen lentur kecil (misalnya balok praktis, cukup memasang tulangan tarik dan tulangan tekan masing-masing 2 batang (sehingga berjumlah 4 batang), dan diletakkan pada 4 sudut penampang balok.
Untuk balok yang menahan momen lentur besar, tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada tulangan tekan. Keadaan ini disebabkan oleh kekuatan beton pada daerah tarik yang diabaikan, sehingga praktis semua beban tarik ditahan oleh tulangan longitudinal tarik (jadi jumlahnya banyak). Sedangkan pada daerah beton tekan, beban tekan tersebut sebagian besar ditahan oleh beton, dan sisa beban tekan yang masih ada ditahan oleh tulangan, sehingga jumlah tulangan tekan hanya sedikit.
Pada portal bangunan gedung, biasanya balok yang menahan momen lentur besar terjadi di daerah lapangan (bentang tengah) dan ujung balok (tumpuan jepit balok), seperti dilukiskan
(a) Bidang momen (BMD) akibat kombinasi beban pada balok.
Keterangan Gambar =
BMD oleh kombinasi beban:
(1) : D, L dan E(+)/ke kanan.
(2) : D,L.
(3) : D,L dan E(+)/ke kiri
(b) Pemasangan tulangan longitudinal balok
Tampak pada gambar (a) bahwa di lapangan (bentang tengah balok) terjadi momen positif (M(+)), berarti penampang beton daerah tarik berada di bagian bawah, sedangkan di ujung (dekat kolom) terjadi sebaliknya, yaitu terjadi momen negatif (M(-)),berarti penampang beton daerah tarik berada dibagian atas. Oleh karena itu pada gambar (b) di daerah lapangan dipasang tulangan bawah 8D22 yang lebih banyak daripada tulangan atas 4D22, sedangkan di ujung terjadi sebaliknya yaitu dipasang tulangan atas 6D22 yang lebih banyak daripada tulangan bawah 4D22.
Distribusi regangan dan tegangan
Regangan dan tegangan yang terjadi pada balok dengan penampang beton bertulang rangkap dilukiskan seperti gambar (1), (2), dan (3). Pada gambar ini dilengkapi dengan notasi yang akan dipakai pada perhitungan selanjutnya.
Sabar Itu Akan Selalu Indah
Kehidupan
manusia di dunia ini tidak akan terlepas dari dua hal, yaitu nikmat dan
musibah. Begitu banyaknya nikmat yang diberikan oleh Allah, namun
terkadang datang musibah yang berupa kesusahan dan kesedihan dan kedua
hal ini (nikmat dan musibah) membutuhkan kesabaran dalam menerima dan
menyikapinya. Sabar merupakah salah satu pilar kebahagiaan bagi
seseorang yang akan memberikan ketenangan dan ketentraman di dalam jiwa
manusia.
Pengertian Sabar
Syaikh Salīm ibn ‘Īd al-Hilālī dalam kitabnya, dalam bab ‘aṣ-Ṣabru al-Jamīl’
mendefinisikan sabar dalam tiga perkara. Pertama, sabar adalah
memelihara (menetapkan) jiwa pada ketaatan kepada Allah dan selalu
menjaganya, dan memeliharanya dengan keikhlasan serta memperbaikinya
atau memperbagus dengan ilmu. Kedua, sabar adalah menahan jiwa dari
maksiat dan keteguhannya dalam menghadapi syahwat dan perlawanannya
terhadap hawa nafsu. Ketiga, sabar adalah keridhaan kepada qada’ dan
qadar yang telah ditetapkan oleh Allah tanpa mengeluh di dalamnya dan
keputusasaan.
Sabar dalam Ketaatan Kepada Allah
Jalan menuju Allah adalah jalan yang penuh dengan rintangan.
Sedangkan jiwa itu tidak dapat istiqamah di atas perintah Allah dengan
mudah. Maka barang siapa yang ingin menundukkan dan mengekangnya maka di
harus bersabar.
Sabar dalam ketaatan kepada Allah meliputi tiga hal, yaitu,
- Sabar sebelum melakukan ketaatan tersebut, yaitu dengan niat yang benar, ikhlas dan bersih dari riya’.
- Sabar ketika menjalankan ketaatan, yaitu dengan tidak lalai dalam melakukannya dan juga tidak bermalas-malasan.
- Sabar setelah beramal, seseorang tersebut hendaknya tidak menjadi ta’jub dengan dirinya dan menampakkan apa yang ia punya dalam rangka sum’ah dan riya`. Karena hal tersebut hanya akan menghapus amalan, pahala dan pengaruh-pengaruh yang seharusnya dia dapatkan. (Naḥwu Akhlāqi as-Salāfi : 105)
Sabar dalam ketaatan kepada Allah diantaranya adalah sabar dalam
menuntut ilmu, sabar dalam mengamalkan dan sabar dalam mendakwahkannya.
Tiga hal ini tercakup ke dalam firman Allah ta’ālā, (yang artinya) : ‘Demi
masa, sesungguhnya seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati
dalam kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran’
(Q.S al-‘Asr: 1-3). Dalam surat tersebut Allah menyatakan bahwa seluruh
manusia itu berada dalam kerugian, kecuali manusia-manusia yang disifati
dengan empat sifat,
- Beriman kepada perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah. Keimanan ini tidak akan terwujud dengan tanpa adanya ilmu.
- Beramal shalih, mencakup seluruh amal kebaikan, dhahir maupun batin, berkaitan dengan hak-hak Allah ataupun hak-hak seorang hamba, ataukah itu amalan wajib atau sunnah.
- Saling menasehati dalam kebenaran (iman dan amal shalih), saling menasehati dalam keimanan kepada Allah dan beramal shalih, bersemangat kepadanya dan mencintainya.
- Saling menasehati untuk menetapi kesabaran. Bersabar dalam ketaatan kepada Allah, bersabar dalam menjauhi maksiat kepadaNya, dan bersabar terhadapt takdir yang telah ditetapkanNya.
Dengan kedua perkara pertama seorang hamba akan menyempurnakan
dirinya, dan dengan dua perkara selanjutnya dia akan menyempurnakan
orang lain. Maka ketika empat hal ini telah sempurna seorang hamba itu
akan terselamatkan dari kerugian dan akan meraih kemenangan yang besar (Taisīru Karīmi ar-Raḥmāni: 1102).
Sabar Menjauhi Maksiat
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
“Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan
nafsu), sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu).”
Oleh karena itu barang siapa yang menginginkan surga, maka dia harus
bersiap untuk bersabar karena surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang
tidak disenangi oleh hawa nafsu. Terkadang seseorang itu merasa bersabar
menjuhi maksiat itu lebih berat daripada bersabar menjalankan ketaatan.
Mungkin seseorang bisa bersabar melaksanakan shalat malam semalam
suntuk, namun dia tidak bisa bersabar jika diminta meninggalkan
perkara-perkara yang disenanginya yang tidak diperbolehkan oleh
syari’at.
Sabar Menerima Takdir
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitab beliau yang sangat agung,
menyusun bab khusus mengenai sabar terhadap takdir, yaitu bab ‘minal īmāni billāhi aṣ-ṣabru ‘alā aqdārillāhi’ (salah satu ciri (bagian) dari keimanan kepada Allah adalah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir Allah).
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam
ketiga dari macam-macam kesabaran adalah bersabar dalam menghadapi
takdir dan keputusan Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada
hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini,
begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan Allah lah
yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi
berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa,
anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan
menurut ketentuan Allah di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17).
Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikhhafizhahullahuta’alamengatakan
dalam penjelasannya tentang bab yang sangat berfaedah ini, “Sabar
tergolong perkara yang menempati kedudukan agung (di dalam agama). Ia
termasuk salah satu bagian ibadah yang sangat mulia. Ia menempati
relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan tindakan anggota badan.
Sedangkan hakikat penghambaan yang sejati tidak akan terealisasi tanpa
kesabaran.
Hal ini dikarenakan ibadah merupakan perintah syari’at (untuk
mengerjakan sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak
mengerjakan sesuatu), atau bisa juga berupa ujian dalam bentuk musibah
yang ditimpakan Allah kepada seorang hamba supaya dia mau bersabar
ketika menghadapinya.
Hakikat penghambaan adalah tunduk melaksanakan perintah syari’at
serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi
musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh Allahjalla wa ‘alauntuk
menempa hamba-hamba-Nya. Dengan demikian ujian itu bisa melalui sarana
ajaran agama dan melalui sarana keputusan takdirNya. (artikel
muslim.or.id ‘Hakikat Sabar 1’)
Sabar adalah pedang yang tidak akan tumpul, tunggangan yang tidak
akan tergelincir dan cahaya yang tidak akan padam. Akan tetapi sabar
tidaklah semudah ketika kita mengucapkannya. Jika tidak, Allah tidak
akan memberikan pahala yang besar untuk orang-orang yang bersabar,
seperti dalam firmanNya, yang artinya “Katakanlah, ‘Wahai
hamba-hambaKu yang beriman, bertakwalah kepada Rabb-mu’. Orang-orang
yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (Q.S az-Zumār:10). Allah tidak akan memberikan kecintaan dan ma’iayyahNya (kebersamaanNya) seperti dalam firmanNya, yang artinya “Wahai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S al-Baqarah : 153), “.
. . Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah
mencintai orang-orang yang bersabar.” (Q.S ali-‘Imran :146). Allah
memberikan kebersamaan yang bersifat khusus kepada orang-orang yang
bersabar, dan Allah akan menghilangkan kesusahan darinya dan akan
memudahkan setiap kebaikan bagi orang-orang yang bersabar. Akan tetapi
sabar tidak bisa kita lakukan dengan mudah, kita memerlukan pertolongan
dari Allah.
Betapa perkara ini merupakan perkara yang tidak mudah karena hidup
ini pada hakikatnya adalah untuk bersabar. Semoga Allah memberikan
taufiq kepada kita untuk bisa bersabar di setiap perkara yang kita
hadapi. Baik itu dalam ketaatan kita kepada Allah dan menjauhi maksiat
kepadaNya, juga dalam menetapi taqdirNya yang tidak pernah kita dapat
mengira dan menyangkanya. Allāhu a’lam.
***
Muslimah.or.id
Penulis: Ummu Ahmad Rinautami Ardi Putri
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Penulis: Ummu Ahmad Rinautami Ardi Putri
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Tamasya
Ke Syurga
Alhamdulillah washolatuwasalaamuala nabiyyina muhammadin wa
alaa waashbihi ajmaiin.. ama’ba’du
Kalo kita berdiri di tengah pemandangan yg indah, kita
berdiri di padang rumput, yg dikeliling gunung2 yg indah... di sekitar kita.. apa yg kita bayangkan... apa
yg kita pikirkan..
Jiwa kita tenang? Dada
kita lapang..? dan lebih dripada itu kita ingin.. keindahan ini. Kita miliki
selama2nya dan tidak akan berakhir....
tpi coba kita renungkan dengan iman kita wahai orang2 yg beriman.. ini adalah keindahan dunia.. kalau kita
katakan indah.. keindahan dunia yg pertama... keindahan dunia itupun mau
bagaimanapun kita anggap tinggi keindahanya atau sempurna , keindahan trsebut
itu tetap sangat2 rendah.. disisi Alloh SWT , sangat tidak ada artinya
dibandingkan yg Alloh sediakan untuk orang2 yg beriman kepada Alloh SWT. Cob
renungkan makna sabda nabi Sholallahu alaihi wasallam... “lau kanna tidunya ta’diluu ngindallohi
janaahaba udotin maa syariba min hal kaafiruu syurbatal maar (seandainya dunia
itu , sebanding disisi Alloh dengan sayap seekor nyamuk.. kalo saja dia
nilainya sama dengan sayap seekor nyamuk disisi Alloh, maka orang kafir tidak
akan bisa minum dari dunia itu seteguk airpun. Tapi karena nilainya lebih
rendah dari sayap seekor nyamuk.. barulah mereka diberikan air minum.. makanan,
dan rezeki di dunia ini.. orang2 kafir. Jadi keindahan yg kita saksikaan, ini
sangat rendah, sangat tidak ada artinya, belum lagi sementara... Rasulullah sholallohu alaiwasalam bersabda..
“maa liwali dunya, maa ana fii dunya illa karookibin istadhollatah tasajaarotin
tsumma rohawataroka, (aku bukanlah orang yg mendahulukan atau yg mengutamakan
dunia, ada apa aku dengan dunia.. tidak
lain perumpamaanku.. dengan dalam kehidupan di dunia ini adalah seperti seorang
penunggang kendaraan, dia bernaung dibawah sebuah pohon, di siang hari, kmudian
ddatang sore hari, diapun pergi kemudian melanjutkan perjalananya dri aungan
pohon trsebut.. keindahan sementara,
keindahan yg semu... ini saja sudah kita utamakan.. sudah kita angan2kan untuk kita
miliki, dengan selama2nya.. nah sekarang.. tidakkah kita berpikir, dunia yg
rendah ini, Alloh aka gantikan.. bagi kita dg kenikmatan yg lebih tinggi, lebih
mulia.. lebih kekal abadi... semua yg kita saksikan didunia ini, tidak ada
apa2nya, sangat rendah dibandingkan dg apa yg ada di akhirat nanti. Alloh
berfirman pada sebuah hadist qudsi “a’daatuli ibadiyaaa sholihiin.. maa laa
nginunroat wa udhulun samiat walaa khotora’a qolbi bashar” (aku siapkan bagi
hamba2ku yg sholeh, kenikmatan yg belum pernah dilihat oleh mata, saking sangat
indahnya.. belum pernah didengar oleh telingaa... karena gambaranya yg luar
biasa.. bahkan belum pernah terlitas dan terbetik dalam hati manusia. Tidakkah
kita membayangkan,, kenikmatan yg seperti ini saja, keindahan yg seprti ini
saja, sudah kita ingin miliki selama2nya.. tidakkah kita bayangkan.. balasan yg
sempurna, keindahan yg luar biasa..
lahiir dan batiin.. pemandangan, makanan, minuman, buah2an, istana2 dari
emas permata, yg Alloh janjikan dala banyak ayat2 alquran, tidakkah menjadi
motivasi bagi kita untuk memilikinya dengan syarat.. g Alloh mudahkan bagi
orang2 yang beriman dn mendapatkan
petunjuk dari Alloh subhanahuwata’ala. Beriman dan beramal sholeh.. mempelajari
ilmu yg bermanfaat, memhami dan
mengamalkanya.. mempelajari petunjuk
Alloh dan menerapkanya dalam kehidupan.. dengan memohon pertolongan kepada
Alloh subhanahuwata’ala karena Dialah, Yang maha mampu untuk memasukka taufik
ke dala hati kita.. utuk mau mengikuti petunjuknya..
Penduduk sorga.. karena enikmatan yg mereka rasakan, Alloh
subhanahuwata’ala gambarkan dalam alquran “ta’rifufii wujuuhihin nadrotan
na’im” (kamu akan kenali pada wajah2 mereka, nadroh/kecerahan, dalam nikmat yg
mereka rasakan dala batinya.. saking senengnya di wajahnya terpancarkan
nikmatny.. bagaimana keindahanya.. jdi
dada mereka sangat lapang.. sampai2 pancara keindahanya terpancarkan dlam wajah
mereka.. terlihat nyata, karena inilah kenikmatan yg tiada taranya... yg Alloh subhanahuwata’ala janjikan bagi
hamba2nya yg beriman.. “fawaqohumullohu
syarro dzalikal yawmi walaa qohum nadhrotan wa suruuro.. (maka Alloh subhanahuwataala menjaga
hamba2nya yg beriman dan bertakwa kepadanya dri keburukan pada hari kiamat, dan
Alloh anugrahkan kepada mereka kecerahan di wajah.. dan kegembiraan dalam hati.
Inilah keindahan yg kekal abadi selama2nya... kalo untuk kenikmatan yg
sementara saja, mungin kita harus naik gunung, jauh2 datang ke pantai....
bahkan kita harus nyewa... dan ini hanya sementara yg kita daptkan, dan akan
berakhir... bagaimana kita tidak bersabar menundukka hawa nafsu di dunia, unuk
menikmati keindahan yg abadi, kekal selama2nya... orang yg bekerjja di siang
hari, masang atap, atau membangun bangunan... siang y terik, dia bisa bersabar,
dengan pertimbangan apa... dia akan mendapatkan upah... imbalan 1 juta untuk
hidupnya 1 bulan 2 bulan... hidup 1
bulan 2 bulan, dia rela untuk berpayah2... naah kenapa kita untuk kehidupan yg
kekal abadi.. . yg sebentar lagi akan kita raskan... dan dunia yg akan kita tinggalkan
sbentar lagi... kenapa kita tidak bersabar untuk enundukka hawa nafsu... keapa tidak bersabar mengikuti petunjuk
Alloh dalam mempelajari dan
mengamalkanya... bukankah akhirat itu seakan cepat datangnya.. setiap hari yg kita lalui brarti kita... semakin dekat kita menuju dri akhir kehidupan
kita.. dunia ini kita tinggalkan di
belakang kita.. kata sahabat Ali bin abi tholib radhiallahuanhu... “inna dunya.. qodalbalat, qod dzahabat
mubdhirotan, walakhirota qod ja’at muqbilatan “ (sungguh dunia ini hakikatnya
telah pergi meningalkan kita, dan akhirat yg ada di depan kita, datang
menghadapi kiita.. tidak ada lagi.. “faa kullu min abnail akhirot watakuulu min
abnaai min dunya, fainnal yawma amalun
wa hissaabun, waghodan hisaabun wal amal. (maka jadilh kamu sbg pecinta akhirat,
dan jangan menjadi pecinta duniia...
karena hari ini adalah kesempatan bermal.. belm ada perhitungsn, nanti
di akhirat yg ada hanya perhitungan dan tidak ada kesempatn lgi untuk beramal
sholeh. Jadi jangan korbankan yg kekal
abadi untuk kesenangan yg semmentara...
orang bekerja saja hanya untuk pertimbangan nafkah 2 bulan, dia
bersabar... karena kepayahanya.. nah kita disuruh bersabar sebentar,
menundukkan hawa nafsu, untuk hari esok kita yg kekal abadi..
Yaa ayyuhalladzi naa amanutaqulloha waltandzurna
kodhamatlighod...
Langganan:
Postingan (Atom)